Fakta-fakta Susu Ikan Jadi Alternatif Program Prabowo yang Dibantah Badan Gizi
KKP dan Kemenkop UKM luncurkan susu ikan sebagai produk hilirisasi. Foto: Dok. KKP
Wacana mengenai susu ikan menjadi alternatif pengganti susu sapi, khususnya dalam program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran, jadi ramai diperbincangkan.
Isu ini bermula ketika Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm) butuh waktu dua hingga tiga tahun. Untuk itu, ID FOOD mengkaji alternatif selain produk susu sapi.
“Tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi misal dari ikan ada juga,” kata Sis Apik.
Namun, Badan Gizi Nasional secara tegas membantah penggunaan susu ikan tersebut. Berikut beberapa fakta yang perlu diketahui terkait isu tersebut:
Lebih Tepat Disebut Minuman Bergizi
Pengamat peternakan dari Universitas Padjajaran, Rochadi Tawaf, mengatakan alih-alih disebut susu ikan, produk olahan dari ikan itu lebih tepat disebut minuman bergizi.
“Tapi saya, orang-orang peternakan pasti marah kalau disebut susu ikan ya. Karena susu itu adalah domainnya sapi, domainnya yang keluar dari puting susu. Jadi makanya saya lebih suka menyebutnya minuman bergizi. Jadi minuman bergizi tinggi. Tapi kualitasnya lebih baik dari susu sapi. Bisa dibuat,” kata Rochadi.
Rochadi mengungkapkan kalau minuman bergizi berbasis ikan tersebut juga dapat dinamakan sari ikan sebagaimana keberadaan sari kedelai.
Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka membagikan susu gratis kepada warga di Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (24/4/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
Menkop Teten Sebut Potensi Susu Ikan Sangat Besar Gantikan Susu Sapi Impor
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menilai opsi susu ikan sudah tepat karena kapasitas produksinya yang cukup besar untuk mengganti susu sapi impor.
“Menurut saya tepat sekali memanfaatkan potensi susu ikan untuk program perbaikan gizi masyarakat dalam MBG. Susu ikan punya potensi produksi yang sangat besar untuk menggantikan susu sapi impor yang saat ini mencapai 80 persen dari kebutuhan nasional,” kata Teten.
Teten menyebut kandungan susu ikan juga tidak kalah dengan susu sapi. Sehingga produk itu dianggap tepat menjadi opsi memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.
“Jadi ini juga bisa untuk substitusi impor susu. Dan kandungan gizi susu ikan sama dengan susu sapi. Kelebihannya tidak ada masalah dengan alergi seperti susu sapi untuk sebagian orang indonesia,” jelas Teten.
Kandungan Gizi Susu Ikan
Dokter dan ahli gizi masyarakat, DR. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, mempertanyakan gagasan tersebut. Menurutnya, alih-alih dibuat susu, ikan lebih baik dikonsumsi langsung karena nutrisinya lebih utuh.
“Kalau bisa makan ikannya kenapa mesti ada pabrik susu ikan. Di daerah enggak ada ikan? Ada aneka telur, unggas,” kata dr. Tan.
Ahli Gizi, dokter Tan Shot Yen.
Foto: Fauzan Anangga/kumparan
Dia mengaku sudah menjelajahi Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Menurutnya, warga negara Indonesia seharusnya tidak kekurangan nutrisi karena ada banyak pilihan makanan di berbagai daerah dengan zat gizi yang sama baiknya, termasuk pilihan protein.
“Kita butuh literasi dan edukasi, bukan nambah industri,” tuturnya.
Istana Bantah Skenario Susu Ikan di Makan Bergizi Gratis
Kepala Presidential Communication Officer (PCO) Hasan Nasbi membantah adanya skenario penggunaan susu ikan sebagai alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Hasan menuturkan, sejauh ini Badan Gizi Nasional memastikan belum ada skenario penggunaan susu ikan. Namun, ia menuturkan Badan Gizi Nasional tetap menerima masukan dari pihak mana pun.
“Tapi Badan Gizi terbuka dengan berbagai ide dari pihak lain, asalkan sudah proven dan bisa diimplementasikan,” kata Hasan.
Badan Gizi Bantah Pakai Susu Ikan di Makan Bergizi Gratis
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan hingga saat ini belum ada rencana untuk menggunakan susu ikan sebagai pengganti susu sapi.
“Enggak, kita belum ke arah situ sih,” kata Dadan.
Dadan mengatakan, pemerintah akan melakukan impor sapi perah secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan susu di Program Makan Bergizi dan Susu Gratis.
“Ya, dalam jangka panjang kita impor sapi supaya Indonesia ke depan swasembada susu. (Berapa banyak) tanya ke Kementan,” ungkap Dadan.