Didik J Rachbini Kehilangan Faisal Basri: Sosok Pejuang Keadilan Ekonomi
Politisi, Didik J Rachbini. Foto: bio.or.id
Ekonom senior INDEF, Didik J Rachbini, mengenang sosok almarhum Faisal Basri. Faisal Basri mengembuskan napas terakhirnya di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, sekitar pukul 03.50 WIB, Kamis (5/9).
Didik mengaku kehilangan Faisal Basri. Sosok yang menurutnya idealis dan sangat berintegritas.
“Kita kehilangan Faisal Basri, ekonom pendiri INDEF sudah dikenal luas, sosok yang idealis dan sangat berintegritas. Faisal sering dipandang sebagai sosok yang idealis, dengan prinsip yang kuat mengenai bagaimana ekonomi dan politik harus dikelola demi kepentingan publik,” kata Didik melalui pesan tertulis, Kamis (5/9).
Didik mengingat lagi momen 7 tahun lalu di forum terbatas pimpinan redaksi. Didik berdiskusi dengan Muhaimin Iskandar yang bergumam tentang keadaan bahwa oposisi nihil. Muhaimin menyebut hanya Faisal Basri yang berdiri dan bersuara lantang mengkritisi pemerintahan Jokowi yang mulai menjadi otoriter. Jokowi saat itu dinilai mulai menampilkan sosok tiran, tetapi tersembunyi dengan sempurna.
“Faisal Basri adalah sosok yang tegas dan berani dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam ekonomi dan politik Indonesia. Meskipun tidak menduduki jabatan formal di partai atau pemerintahan,” ujar Didik.
“Kiprahnya baik sebagai akademisi maupun aktivis ekonomi-politik telah memberikan dampak besar dalam mendorong reformasi dan perbaikan kebijakan dan demokrasi secara luas di Indonesia,” tambahnya.
Didik bersama Faisal Basri, Fadhil Hasan, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi terlibat dalam membangun INDEF. Didik mengatakan pandangannya dengan Faisal tidak berbeda, kesamaan pandangan dalam hal kemandirian analisis ekonomi dan keinginan mendorong reformasi ekonomi yang lebih adil dan pro-rakyat.
Ekonom Faisal Basri dalam program Diptalk kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Tetapi Faisal lebih berani, gamblang dan terus terang sehingga tidak aneh seperti politisi kancil Muhaimin yang berada di dalam koalisi pada periode 1 pemerintahan Jokowi menyesalkan demokrasi yang absen opposisi,” ungkap Didik.
Faisal mengungkapkan dengan ekonom lainnya di INDEF seperti Didin Damanhuri, Faisal sama-sama mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan adil. Berbagi visi dalam reformasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat bawah.
Yang lebih mengesankan lagi dari pribadi Faisal Basri, kata Didik, adalah independen dan antikorupsi. Menurutnya, tidak ada yang bisa mempengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikiran Faisal Basri.
“Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tidak segan untuk menyuarakan pendapat yang berbeda, meskipun itu tidak populer. Dia sering menunjukkan sikap independen dalam analisisnya dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu. Juga menyesalkan KPK diberangus pemerintah dan parlemen,” tutur Didik.
Selain itu, Didik menganggap Faisal Basri merupakan sosok yang amat sederhana, memiliki kontribusi besar dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di dunia ekonomi dan politik Indonesia. Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Faisal dinilai sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan.
“Di bidang akademik, Faisal Basri juga dihormati sebagai dosen ekonomi di Universitas Indonesia (UI), dan mendirikan lembaga Think Tank INDEF dengan kegiatan mengajar dan meneliti isu-isu ekonomi dengan fokus pada pembangunan ekonomi dan kebijakan publik,” terang Didik.