Survei LSI, Elektabilitas Ratu Dewa Unggul Signifikan sebagai Cawako Palembang
Direktur Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan. (foto: W Pratama/Urban Id)
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru elektabilitas calon Wali Kota Palembang yang akan maju di Pilkada pada 27 November 2024, mendatang.
Hasilnya, nama Ratu Dewa masih mendominasi dengan hasil elektabilitas tertinggi meninggalkan nama-nama kandidat lainnya.
Direktur Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan, mengatakan survei dilakukan pada 2-10 Juli 2024 terhadap 800 responden mewakili seluruh lapisan demografi masyarakat semua kecamatan di Kota Palembang. Termasuk komposisi usia pemilih Indonesia, dengan margin of error +- 3,5 persen.
Di mana, dari simulasi top of mint atau tanpa menyebutkan kandidat calon, nama Ratu Dewa paling banyak disebut dengan persentase 41,2 persen. Kemudian diikuti Fitrianti Agustinda 12,8 persen, dan Yudha Pratomo 5,3 persen.
Kemudian pada simulasi semi terbuka 26 nama kandidat, Ratu Dewa juga masih unggul dengan 53,9 persen, dilanjutkan Fitrianti Agustinda 15,9 persen dan Yudha Pratomo 6,1 persen.
“Hasil serupa juga terjadi pada simulasi lima dan tiga kandidat. Ratu Dewa masih unggul signifikan dengan persentase 60 persen,” katanya, Rabu, 17 Juli 2024.
“Lalu jarak elektabilitas Ratu dengan Fitrianti Agustinda juga cukup signifikan. Keunggulannya bisa mencapai 20-40 persen,” lanjut Djayadi Hanan.
Menurutnya, yang menarik justru pada perebutan calon wakil wali kota karena siapa pun wakil yang dipilih nantinya haruslah orang yang tidak menurunkan tingkat elektabilitas calon wali kotanya.
“Kemungkinan yang akan menjadi perebutan adalah menjadi wakil wali kota Ratu Dewa dan Fitrianti Agustinda,” katanya.
Berdasarkan survei LSI, untuk sementara menurut masyarakat atau responden yang paling cocok menjadi wakil wali kota adalah Prima Salam 26,6 persen, Yudha Pratomo 17,9 persen, dan Akbar Alfaro 12,6 persen.
“Ketiga nama itu yang rata-rata di atas 10 persen, sementara nama-nama yang lainnya masih di bawah itu,” jelasnya.
Ada beberapa faktor yang menurut Djayadi Hanan menjadi penentu elektabilitas ini. Yakni, Ratu Dewa dan Fitrianti Agustida adalah orang yang pernah menjabat di pemerintahan.
Dia menjelaskan, evaluasi masyarakat terhadap pemerintahan cenderung positif yang memberikan angka elektabilitas yang tinggi untuk Ratu Dewa dan Fitrianti Agustinda.
Kemudian, faktor kedua yang mempengaruhi adalah tingkat popularitas. Ratu Dewa dan Fitrianti Agustinda popularitasnya paling tinggi. Tapi jika keduanya dibandingkan popularitas Ratu Dewa memang lebih tinggi.
“Begitu juga tingkat kesukaan terhadap calon, Ratu Dewa juga masih unggul dari Fitrianti Agustinda, maupun calon lainnya,” katanya.
Faktor ketiga hasil elektabilitas tersebut adalah faktor kondisi layanan pemerintahan secara umum. Seperti; layanan infrastruktur, kesehatan, pendidikan cenderung positif. Meski pun ada 1 yang masih menjadi catatan yakni kondisi kemiskinan.
“Kondisi-kondisi secara umum yang positif itu cenderung memberi peluang kepada calon yang pernah duduk di pemerintahan mendapatkan dukungan masyarakat,” katanya.
Tak kalah pentingnya, hasil survei juga mendapati keinginan masyarakat kepada pemimpin Kota Palembang ke depan. Utamanya yakni masalah harga barang pokok, banjir, pekerjaan, dan kemiskinan.
“Ini menjadi pekerjaan rumah untuk para-para pemimpin menurut masyarakat,” katanya.