Jokowi Mau Turunkan Angka Stunting dari 37% ke 14%: Ambisius, Perlu Kerja Keras
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) dan Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) meninjau kegiatan pencegahan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
Presiden Jokowi meninjau penanganan stunting di dua posyandu, yaitu Posyandu Wijaya Kusuma di Bogor dan Posyandu RPTRA Taman Sawo di Jakarta Selatan, Selasa (11/6).
Jokowi mengatakan, peninjauan ini dalam rangka Bulan Penimbangan Balita yang dilaksanakan serentak di Indonesia di 338 ribu posyandu.
“Ini dalam rangka apa? Stunting anak. Karena apa pun ini menjadi masalah yang juga harus kita selesaikan,” kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) dan Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) meninjau kegiatan pencegahan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
Jokowi mengungkapkan, persentase stunting di Indonesia di awal kepemimpinannya sebesar 37%. Angka itu pun turun menjadi 21% dalam 9 tahun.
“Memang kemarin [tahun 2023] turunnya hanya kecil, 0,1 persen, tapi apa pun kerja keras dan usaha yang telah dilakukan daerah, oleh posyandu harus kita hargai,” ujarnya
Pemerintah menargetkan stunting dapat diturunkan hingga 14% pada tahun ini. Namun, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan merilis data angka prevalensi stunting di Indonesia masih berada di level 21,5% atau hanya turun 0,1% dari 2022 yang sebesar 21,6%.
Jokowi pun mengakui target penurunan prevalensi stunting cukup ambisius. Namun, kerja keras harus dilakukan.
“Ya, yang namanya target kita, kan, memiliki target yang sangat ambisius dari 37 [persen] melompat ke 14 [persen]. Ini ambisius banget tapi memang kita harus bekerja keras mencapai target. Nah, nanti akhir tahun kita lihat berapa,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) dan Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) meninjau kegiatan pencegahan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan penurunan stunting memang tidak mudah karena banyak faktor yang harus diperhatikan. Mulai dari makanan hingga sanitasi di lingkungan tempat tinggal warga.
“Jadi memang kerja bareng-bareng, kerja bersama, kerja terintegrasi, kerja terkonsolidasi sehingga hasilnya akan kelihatan,” tuturnya.
Jokowi juga mengakui pandemi COVID-19 yang terjadi selama 2,5 tahun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi lambatnya penurunan prevalensi stunting.
“Ya, kan, kadang-kadang, kan, situasi kayak COVID itu hati-hati. Kayak COVID kemarin 2,5 tahun mempengaruhi konsentrasi kita ke penanganan stunting,” pungkasnya.