Jarang Terjadi Tapi Bisa Berakibat Fatal, Ini Gejala Kanker Melanoma
Ilustrasi tahi lalat. Foto: Pixabay
Melanoma adalah salah satu jenis kanker kulit yang jarang terjadi namun cukup berbahaya yang berasal dari melanosit. Melanosit merupakan sel pigmen kulit yang berperan dalam menghasilkan melanin, yaitu pigmen penghasil warna kulit manusia.
“Kanker kulit melanoma jarang terjadi namun sangat berbahaya jika tidak segera diobati. Faktanya, kanker melanoma tidak hanya terjadi pada area kulit yang terpapar sinar matahari, seperti kulit kepala, wajah, bibir, telinga, leher, dada, lengan, tangan, serta kaki. Namun dapat juga terjadi pada area yang jarang terpapar sinar matahari, seperti telapak tangan, kuku tangan, kuku kaki, bahkan pada mata, hidung, tenggorokan dan vagina” tegas dr Yoke S Marlina, Sp. Onk. Rad (K), spesialis onkologi radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC), kepada Basra.
dr Yoke menegaskan, kanker melanoma lebih berbahaya dibandingkan dengan jenis kanker kulit lainnya, seperti karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa karena lebih mudah menyebar ke organ lain.
dr Yoke melanjutkan, penyebab pasti dari melanoma tidak diketahui, namun paparan langsung sinar ultraviolet (UV) merupakan penyebab paling umum dari melanoma.
“Sinar ultraviolet dapat berasal dari sinar matahari, tanning lamp, dan tanning bed. Membatasi paparan sinar ultraviolet dapat mengurangi risiko melanoma,” imbuhnya.
dr Yoke S Marlina, Sp. Onk. Rad (K), Spesialis Onkologi Radiasi Adi HUsada Cancer Center (AHCC) Surabaya.
dr Yoke mengungkapkan, selain paparan sinar ultraviolet, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terkena kanker kulit melanoma, di antaranya riwayat keluarga dengan kanker kulit.
Faktor risiko berikutnya adalah etnis. Individu berkulit putih berisiko tinggi terkena kanker kulit, tetapi kanker kulit juga dapat terjadi pada mereka yang memiliki kulit gelap secara alami.
“Risiko untuk berbagai jenis kanker dapat lebih jauh berbeda di antara kelompok etnis yang berbeda,” tutur dr Yoke.
Faktor risiko selanjutnya adalah tahi lalat. Memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat yang bentuknya tidak beraturan dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker kulit.
Kemudian ada keratosis aktinik atau lesi kulit pra kanker ini dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa (SCC).
“Berikutnya mengkonsumsi obat imunosupresif jangka panjang meningkatkan risiko kanker kulit,” terangnya.
Faktor risiko lainnya adalah fotosensivitas. Hal ini disebabkan kulit yang lebih sensitif terhadap radiasi sinar UV.
dr Yoke menuturkan, kanker melanoma bisa dicek dengan mudah dengan metode ABCDE, yakni mengenali tanda-tanda melanoma pada tahi lalat atau bintik yang tampak mencurigakan.
“A (asymmetrical) atau asimetris. Bentuk melanoma tidak beraturan dan tidak bisa sama rata jika dibagi dua. B (border) atau pinggiran, melanoma memiliki pinggiran yang kasar dan tidak rata. C (color) atau warna, melanoma biasanya memiliki lebih dari satu warna, seperti hitam, putih cokelat, merah abu-abu atau biru. D (diameter) atau garis tengah, melanoma biasanya berdiameter lebih besar dari 6 milimeter. Dan E (evolution) atau perubahan, melanoma bisa berasal dari tahi lalat lama yang berubah bentuk dan ukuran setelah beberapa waktu, atau menjadi gatal dan mudah berdarah,” paparnya.
“Lakukan pemeriksaan ke dokter jika menduga ada perubahan pada tahi lalat lama, terutama jika tahi lalat jadi berdarah atau terasa gatal. Periksakan juga diri ke dokter jika muncul tahi lalat baru dengan bentuk yang tidak normal, sesuai dengan ciri-ciri yang telah disebutkan tadi,” tandasnya.
“Tapi kanker kulit tidak menular ya. Kanker terjadi sel membelah secara abnormal yang kemudian dapat mengganggu fungsi tubuh. Penyebabnya kanker antara lain karena mutasi dari gen yang dapat disebabkan oleh faktor risiko kanker seperti zat karsinogenik, merokok, gaya hidup dan sebagainya. Jadi kanker bukanlah penyakit menular sehingga tidak perlu merasa khawatir akan tertular kanker bila melakukan kontak atau berdekatan dengan pasien kanker.” tukasnya.
dr Yoke mengungkapkan jika kanker kulit melanoma biasanya dapat disembuhkan jika terdeteksi dan diobati sejak dini. Namun ketika telah terjadi penyebaran ke bagian tubuh lainnya, penyakit ini sulit diobati dan biasa berakibat fatal, termasuk menyebabkan kematian.
dr Yoke lantas memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah melanoma dan jenis kanker kulit lainnya. Di antaranya kurangi berkegiatan di luar rumah saat tengah hari. Menghindari paparan sinar matahari yang kuat membantu mencegah seseorang mengalami sunburn yang bisa menyebabkan kerusakan kulit dan meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Paparan sinar matahari yang terakumulasi dari waktu ke waktu juga bisa menyebabkan kanker kulit.
“Karena itu, hindarilah berkegiatan di luar ruangan pada siang hari, di saat matahari sedang bersinar dengan terik,” imbuhnya.
Kemudian jangan lupa juga untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 30, bahkan pada hari berawan sekaligus. Penggunaan tabir surya secara teratur dapat mencegah kulit menyerap sinar UV dan mengurangi risiko kerusakan kulit akibat sinar matahari.
Saat beraktivitas di luar rumah pada siang hari, kenakanlah pakaian dengan jahitan yang rapat yang menutupi lengan dan kaki, serta topi bertepi lebar untuk melindungi mata.