Anak Terlambat Imunisasi, Apa yang Harus Dilakukan?
Ilustrasi bayi imunisasi atau mendapat vaksin. Foto: aslysun/Shuttterstock
Imunisasi penting diberikan pada anak untuk mencegahnya dari penyakit berbahaya dan mematikan di kemudian hari. Namun karena banyaknya imunisasi yang harus dilengkapi sesuai usianya, terkadang orang tua justru lupa.
Apakah Anda pernah atau sedang mengalaminya, Moms?
Dokter spesialis anak yang juga expert kumparanMOM dr. Reza Abdussalam Sp.A, mengakui salah satu yang kerap membuat orang tua malas membawa anak imunisasi adalah karena lupa dan sudah terlewat.
“Salah satu penyebab cakupan imunisasi anak rendah adalah orang tua enggan datang ke faskes (fasilitas kesehatan) karena catatan imunisasi anaknya hilang, karena takut ditegur,” kata dr. Reza kepada kumparanMOM.
Jika sudah begini, harus bagaimana ya?
Yang Harus Dilakukan saat Imunisasi Anak Terlambat
Ilustrasi anak imunisasi. Foto: Shutter Stock
Dokter yang praktik di RS Brawijaya Antasari, Jakarta Selatan, ini menyebut langkah utama yang dapat dilakukan apabila anak terlambat imunisasi adalah berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin. Biasanya dokter akan menyarankan imunisasi susulan pada si kecil dan menyusunkan jadwalnya.
“Pada dasarnya tidak ada imunisasi yang hangus. Jika memang terlambat, segera konsultasikan dengan dokter anaknya,” kata dr. Reza
Tapi dr Reza mengingatkan, tidak semua imunisasi susulan bisa diberikan langsung pada anak. Seperti Rotavirus yang ada umur maksimalnya, dan BCG. Jika anak terlambat vaksin BCG, perlu dilakukan tes mantoux terlebih dahulu.
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter saat terlambat imunisasi anak. dr. Reza menyebut, umumnya dokter akan memberikan imunisasi simultan yakni imunisasi beberapa vaksin terpisah dalam beberapa injeksi pada 1 kali kunjungan ke dokter.
Bagaimana jika catatan imunisasinya hilang dan tidak ingat sama sekali?
“Datang saja ke dokter nanti dokter akan memberikan imunisasi yang diprioritaskan sesuai dengan usia anak,” tegasnya.
“Seandainya vaksin yang diberikan sudah pernah diterima, tidak ada bukti ilmiah pemberian vaksin berlebihan itu berbahaya,” tutur dr Reza.