Delegasi Berbagai Negara Walk Out dari Konferensi ILO saat Israel Pidato
Pekerja Palestina diangkut dengan kereta kuda saat tiba di perbatasan Rafah setelah dikirim kembali oleh Israel ke jalur tersebut, di Jalur Gaza selatan, Jumat (3/11/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Puluhan peserta konferensi Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO dari berbagai negara beramai-ramai meninggalkan ruangan alias walk out saat wakil dari Israel hendak memulai pidato, Kamis (6/6).
Salah satu yang walk out adalah delegasi dari Lebanon yang dipimpin Plt Menteri Tenaga Kerja Moustafa Bayram. Kepada media Al Mayedeen, Bayram mengatakan, langkah walk out ini merupakan ekspresi penolakan mereka terhadap agresi Israel di Jalur Gaza.
Bayram, bersama delegasi pendampingnya dan perwakilan dari beberapa negara lain, melakukan walk out pada sesi ke-112 Konferensi ILO yang diadakan di Jenewa sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan dukungan terhadap Gaza.
Bayram mengatakan, walk out beramai-ramai tersebut dilakukan spontan oleh para peserta, tidak terkoordinasi sebelumnya.
Pekerja Palestina, yang berada di Israel selama serangan Hamas 7 Oktober, tiba di perbatasan Rafah setelah dikirim kembali oleh Israel ke jalur tersebut, di Jalur Gaza selatan, Jumat (3/11/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Tahun Tersulit bagi Pekerja Palestina
Sementara itu Reuters melaporkan, dalam konferensi itu, Dirjen ILO mengkritik hilangnya hak-hak pekerja Palestina sejak dimulainya perang Israel-Hamas di Gaza. Dia juga menyerukan diakhirinya pembatasan baru yang menghalangi warga Palestina untuk bekerja di Israel.
Perlakuan Israel terhadap pekerja Palestina, yang selama beberapa dekade diawasi oleh ILO, telah meningkat sejak perang 7 Oktober dengan kritik terfokus pada hilangnya lebih dari setengah juta pekerjaan. Juga pengucilan terhadap sekitar 200.000 warga Palestina dari Israel karena alasan keamanan.
“Ini merupakan tahun tersulit bagi para pekerja Palestina sejak tahun 1967,” kata Direktur Jenderal ILO Gilbert Houngbo.
1967 adalah tahun saat Israel merebut Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari Yordania dan merebut Jalur Gaza dari Mesir.
“Hak-hak buruh telah dihancurkan,” kata Houngbo dalam pidato laporan ILO mengenai kondisi pekerja Palestina. Dia juga meminta Israel untuk membuka kembali pasar tenaga kerja.
Seruan Houngbo juga digaungkan oleh Menteri Tenaga Kerja Palestina, para diplomat dari berbagai negara termasuk Mesir, dan kelompok pekerja. Bahkan ada yang menjadi emosional ketika menggambarkan kondisi di Gaza yang 36.000 warganya tewas dalam operasi militer Israel.
“Pada pertemuan yang sama, puluhan delegasi kemudian keluar dari ruang pertemuan PBB saat Israel menguraikan posisinya,” lapor Reuters.